Artikel


Hubungan Frekuensi dibawah 20 Hz dengan Jenis Hantu

.

Vampire ? Dracula ? Pocong ? Gendruwo ? dan masih banyak lagi.... Itulah jenis-jenis hantu. Aneh bin ajaib, hantu-hantu itu cuman ada di daerah setempat. Yang kenal vampire nggak akan kenal pocon, yang kenal dracula nggak akan kenal dengan yang namanya suster ngesot. Dan sebaliknya.

Dari penelitian tentang frekuensi dibawah 20 Hz dan pembuatan musiknya yang telah lalu sekarang dapat menjawab kenapa hantu Indonesia berbeda dengan hantu import ?. Diberbagai daerah Indonesia bahkan dikenal hantu hantu yang spesifik. Anehnya hantu hantu koq nggak mau migrasi ke daerah lain. Semisal hantu leak di Bali kenapa adanya cuman di Bali ? Koq nggak mau transmigrasi ke Sumatra, Kalimantan atau gimana gitu, kan masih luas Indonesia ini. Atau wewe gombel yang di Jawa. Adanya koq ya beberapa daerah doang di Jawa. Apa nggak kreatif nih hantu. trasnmigrasi gitu atau minimal pindah tempat agak jauhan dikit dong, pergi ke kota atau gimana gitu.

Kembali lagi ke penelitian frek dibawah 20 Hz tadi, sebagaimana frekuensi ini dibawah ambang batas pendengaran manusia, jadi frekuensi ini tidak terdengar tetapi dapat menembus tubuh manusia. Manusia yang dilewati frekuensi ini akan terangsang salah satu atau semua panca indranya entah yang mendominasi indra yang mana. Jika pusat indra ini yaitu otak terstimulus oleh rangsangan akibat tembusan frek dibawah 20 hz tadi maka tiba tiba orang tersebut akan melihat sesosok bayangan, atau kalau kebetulan pusat indra penciumannya yang terangsang maka dia akan membaui wangi atau anyir tergantung pada syaraf mana yang terstimulus.

Jika kebetulan yang terangsang frek dibawah 20 Hz tadi adalah syaraf mata, maka seolah olah dia melihat sesosok bayangan. Sesosok bayangan inilah yang tercipta berdasarkan imaginasi paling buruk orang tersebut. Bersifat dramatis dan merupakan deskripsi bayangan ketakutan yang diam diam tersembunyi didalam hati. Semisal anda takut kepada bos anda, maka bayangan ini akan hadir dengan sifat berlebihan, umpama bos punya hidung lebar maka yang nampak lebar hidungnya si bos mirip hidung gajah. Gigi bos yang besar akan nampak bagai taring besar di bayangan anda. dst. Pada akhirnya bos anda akan nampak suangat juelek dan menakutkan bagi anda. Tapi coba direvisi apakah anda benar benar takut sama si bos ? kalau masih ada sifat melawan dari anda sih namanya belum takut. Coba anda perhatikan diri anda sendiri takutnya sama benda gede item dan berbunyi menggelegar ? nah benda atau makhluk inilah nanti yang akan nampak pada saat anda terangsang pada pusat indra penglihatan anda oleh frekuensi dibawah 20 Hz tadi.

Jadi pada intinya hantu tersebut tercipta oleh bayangan anda sendiri karena pusat syaraf (khususnya syaraf penglihatan) terganggu oleh rangsangan dari frekuensi dibawah 20 Hz. Untuk menghindari rangsangan frekuensi ini caranya adalah dengan memberikan rangsangan lain pada pusat syaraf tersebut sehingga pusat syaraf penglihatan tidak menerima hanya satu rangsangan saja. Misal dengan mengedip kedipkan mata, dengan berlari lari, dengan menggerak gerakkan tangan, dsb. Jangan malah bengong ngeliat bayangan aneh didepan anda malah semakin kuat bayangan itu nampak karena rangsangannya bertambah kuat.

Frekuensi dibawah 20 Hz banyak ditimbulkan oleh alam, diantaranya gesekan daun, suara gemericik hujan, suara angin yang menggoyangkan pepohonan, dsb. Pada siang hari, gesekan daun, gemericik hujan, dsb ini sebenarnya ada tetapi rangsngan yang ditimbulkannya kalah kuat dengan rangsangan lainnya semisal ramainya jalan, tetangga yang bertengkar, dsb sehingga nyaris pada siang hari jarang ada orang yang ketemu hantu. Inilah menjawab kenapa hantu muncul dimalam hari yang sepi dan mencekam.

Bayangan benda takut yang tersembunyi didalam hati berbeda untuk tiap tiap daerah di Indonesia, tergantung pada kultur dan budaya setempat. Itulah kenapa kita hanya menemui wewe gombel di sebagaian wilayah Jawa, atau leak cuman ada di Bali, dsb. Terus orang Jawa transmigrasi ke pulau Kalimantan apakah hantunya juga ikutan transmigrasi ? Untuk sebulan pertama mungkin hantunya masih wewe gombel tapi setelah orang tersebut hidup setahun lebih maka hantunya juga ikutan berubah mengikuti budaya dan kultur masyarakat Kalimantan. Karena ya orangnya ini mengikuti kultur dan budaya serta hidup di pulau Kalimantan. Kalau dia pindah ke Eropa ya hantunya ganti vampire atau drakula.

No comments:

Post a Comment